Kesuksesan
Berawal dari Mimpi
Munculnya gagasan bahwa mimpi mempengaruhi kesuksesan
semakin banyak didiskusikan dalam karya-karya sastra berbentuk buku motivasi,
buku biografi sampai kumpulan cerita fiksi. Bahkan, di media-media masa
regional maupun nasional, dan sekian banyak pertanyaan optimis maupun pesimis
telah diajukan oleh beberapa orang yang jenuh menghadapi kegagalannya tentang
arti sebuah mimpi. Arti mimpi bagi kaum terpelajar bagaikan benih yang ditanam
dan akan tumbuh apabila dirawat dengan baik serta dengan kegigihan yang tinggi. Pada tahun 1990-an dan 2000-an kaum
elit terpelajar telah banyak yang menghasilkan karya-karya sastra terutama
dalam bentuk novel yang dijadikan buku motivasi para pecinta buku fiksi dalam
mewujudkan sebuah mimpi.
Fenomena kesuksesan
Andrea Hirata dalam sastra Indonesia yang menjadikan cerita fiksi bertemakan
mimpi tidak sekedar cita-cita yang terpendam banyak memperoleh simpati dari
masyarakat. Tetralogi karya Andrea Hirata laris di pasaran hingga mencapai predikat
mega best seller. Predikat tersebut didapatkan dari karya pertamanya.
Tetralogi yang masing-masing, secara berurutan, berjudul Laskar Pelangi
(2007), Sang Pemimpi (2007), Edensor (2007), dan Maryamah
Karpov (2008) sebagian telah difilmkan oleh sutradara ternama di Indonesia.
Keempat novel tersebut juga diterjemahkan dalam versi internasional. Novel yang
mengedepankan kisah anak Melayu kampung yang berimpian tinggi. Anak-anak
Melayu asal Belitong yang miskin tak terkira merangkak perlahan mendaki
cita-cita yang tak terbayangkan. Berawal dari menggali pendidikan di SD yang
nyaris roboh, sang protagonis diceritakan hingga berkuliah di Eropa dan
menjelajahi hampir separuh dunia. Kisah ini hadir sebagai inspirasi di
tengah-tengah kemiskinan yang hampir menjadi krisis utama Indonesia.
Alberthiene Endah, penulis muda Indonesia yang memperkuat
gagasan bahwa mimpi adalah ‘cikal bakal’ kesuksesan dalam karyanya yang berjudul Mimpi Sejuta Dolar. Novel yang mengisahkan
tentang perjalanan Merry Riana, seorang wanita luar biasa yang mencapai awal
mula titik kesuksesannya di usia 26 tahun, saat ia memiliki penghasilan satu
juta dolar dari pekerjaannya sebagai Financial Planner profesional yang
memiliki perusahaan dan tim marketingnya sendiri dengan kantor berlokasi di
Singapore.
Menurut
Rangga Umara dalam bukunya Dream of Book kesuksesan
yang kita raih berawal dari mimpi-mimpi yang kita bangun. Untuk memudahkan kita
mengingat mimpi-mimpi itu, maka setiap orang sebaiknya memiliki buku mimpi.
Tulislah apa saja yang menjadi mimpi kita, lalu buatkan langkah-langkah untuk
mencapainya. Evaluasi kembali jika tidak berhasil, apa yang menjadi kendala
atau hambatan untuk meraihnya.
Memang
semua orang dapat berpendapat bahwa kesuksesan berawal dari sebuah mimpi, namun
mimpi harus divisualisasikan agar menjadi cita-cita yang tercapai tidak
hanya dibentuk dalam pikiran dan diangan-angankan. Hasil visualisasi mimpi adalah
kesuksesan yang disertai kegagalan untuk mencapainya. Sukses dan kegagalan
merupakan satu paket. Jika ingin sukses, maka harus mau membayar harganya lewat
kegagalan-kegagalan yang dialami dalam proses perjalanannya. “Saat-saat yang luar biasa sulit dalam
perjuangan adalah pertanda bahwa kesuksesan sudah mendekat.” – Merry Riana
Kesuksesan
tidak datang begitu saja, perlu perjuangan, kerja keras, kesungguhan, berusaha
menambah ilmu, doa yang tiada putus serta mengevaluasi setiap kegagalan dan
memperbaikinya.
Dalam menghadapi masalah bersikaplah seperti anak-anak yang
berfikir apa adanya, imajinatif, tulus, pemaaf, jujur, berfikir positif dan
antusias.
Ini adalah sifat yang dimiliki oleh figur-figur yang sukses. Mereka tidak
melupakan Tuhan. Mereka menjadikan Tuhan sebagai “Partner Terbaik” dalam meniti
satu persatu anak tangga menuju sukses. Tuhan tempat bersandar dan tempat kita
bisa mendapatkan energi melimpah tiada batas. Tempat terbaik untuk kita
bergantung, selain upaya keras yang kita lakukan
daripada
sekedar novel ataupun cerita-cerita fiksi, sebagai bagian dari upaya saya untuk
terus mengembangkan kualitas diri
Tidak pernah ada cita-cita yang terlalu
tinggi, yang ada hanyalah upaya yang tak setinggi cita-cita”
.
.
No comments:
Post a Comment